Puluhan seniman dan pengurus Lembaga Adat Tana Samawa (LATS)
melakukan aksi bersih pantai di Gili Tapan, Desa Labuan Sangor,
Kecamatan Maronge, Sumbawa. Aksi bersih pantai ini merupakan salah satu
rangkaian kegiatan Kemah Seniman oleh Dewan Kesenian Sumbawa (DKS) guna
mendukung suksesnya Ziarah Tambora Gili Ngali—Gili Tapan, event yang
diinisiasi Taufik Rahzen, Budayawan Nasional asal Sumbawa.
Irfan Epon Gera–Sekretaris DKS mengungkapkan, aksi bersih pantai ini sebagai salah satu bentuk seniman cinta lingkunga, selain berkarya dalam seni. Sebab disadari bahwa lingkungan atau alam yang melahirkan segala inspirasi seniman untuk membentuk dan menciptakan karya seni. “Hampir semua karya seni tradisional Sumbawa berasal dari unsur lingkungan sekitar, seperti lawas (nasehat untuk kehidupan) “Na mara kemang tamuruk kekar asar gugir subu maras si konang sangara. “Mara punti gama anak den kuning no tenri tana’ mate’ bakolar ke lolo”. Dalam lawas ini, ada beberapa unsur pohon yang dijadikan contoh kehidupan bagi manusia. Yaitu Pohon tamuruk yang saat ini sudah jarang kita lihat,” jelas Ipon—sapaan akrab pencipta puluhan lagu Samawa ini.
Untuk diketahui, Kemah Seniman Dewan Kesenian ini juga menggelar pentas alam di Pantai Gili Tapan. Semua seniman dari berbagai unsur mulai dari seni melukis, sastra dan puisi, sakeco, musik, serta group band anak muda “Drug Stone” yang beraliran keras (Punk Rock) tampil dan membaur dengan para seniman lainnya. Ada juga perwakilan dari berbagai sanggar seni di antaranya, Sanggar Seni Batu Tongkok Plampang, Sanggar Seni Cinday Bulaeng Lengas, Sanggar Seni Gunung Galesa Moyo, Sanggar Theatre Ete, Fotografi Sumbawa, Sanggar Arung Jonga, Rantok Managemen dan Sumbawa Broadcast Comunity. “Peserta kemah seniman ini diikuti 70 orang lebih,” ungkapnya. (JEN/SR)
SUMBER : www.samawarea.com
Bagikan
Irfan Epon Gera–Sekretaris DKS mengungkapkan, aksi bersih pantai ini sebagai salah satu bentuk seniman cinta lingkunga, selain berkarya dalam seni. Sebab disadari bahwa lingkungan atau alam yang melahirkan segala inspirasi seniman untuk membentuk dan menciptakan karya seni. “Hampir semua karya seni tradisional Sumbawa berasal dari unsur lingkungan sekitar, seperti lawas (nasehat untuk kehidupan) “Na mara kemang tamuruk kekar asar gugir subu maras si konang sangara. “Mara punti gama anak den kuning no tenri tana’ mate’ bakolar ke lolo”. Dalam lawas ini, ada beberapa unsur pohon yang dijadikan contoh kehidupan bagi manusia. Yaitu Pohon tamuruk yang saat ini sudah jarang kita lihat,” jelas Ipon—sapaan akrab pencipta puluhan lagu Samawa ini.
Untuk diketahui, Kemah Seniman Dewan Kesenian ini juga menggelar pentas alam di Pantai Gili Tapan. Semua seniman dari berbagai unsur mulai dari seni melukis, sastra dan puisi, sakeco, musik, serta group band anak muda “Drug Stone” yang beraliran keras (Punk Rock) tampil dan membaur dengan para seniman lainnya. Ada juga perwakilan dari berbagai sanggar seni di antaranya, Sanggar Seni Batu Tongkok Plampang, Sanggar Seni Cinday Bulaeng Lengas, Sanggar Seni Gunung Galesa Moyo, Sanggar Theatre Ete, Fotografi Sumbawa, Sanggar Arung Jonga, Rantok Managemen dan Sumbawa Broadcast Comunity. “Peserta kemah seniman ini diikuti 70 orang lebih,” ungkapnya. (JEN/SR)
SUMBER : www.samawarea.com