Suara rantok bergemuruh di Taman Kerato, Kecamatan Unter Iwis, Kabupaten Sumbawa. Meski para pemukul tempat tumbukan padi tradisional tersebut berasal dari kecamatan berbeda namun ketukannya terdengar seirama. Ikut bersama 192 pemukul rantok ini adalah Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti, Danrem 162 Wirabhakti, Bupati Sumbawa, Wakil Bupati, Sekda dan sejumlah anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah.
Pemukulan rantok atau atraksi ‘Baguntung Rame’ ini menandai pembukaan Festival Moyo 2015. Dilanjutkan dengan Tari Massal “Sakede” dan Pawai Budaya yang diikuti kontingen dari semua kecamatan. Dalam pawai budaya ini semua kontingen kecamatan menampilkan adat dan budaya Samawa mulai dari Adat Nyorong, Barodak, Perkawinan, Biso Tian, Gunting Bulu, Turen Tana dan Barumpuk. Ada juga budaya Ngayang yang ditampilkan utusan Kecamatan Batu lanteh. Dalam Pawai Budaya ini Kecamatan Batu Lanteh melibatkan puluhan pemburu lengkap dengan anjingnya. Perhatian juga tertuju pada kontingen Kecamatan Sumbawa karena dalam iring-iringan tersebut, Camat Sumbawa, Mulyadi S.Sos beserta istri spontan keluar dari barisan menghadiahkan liontin kepada Deputi Kementerian Pariwisata dan Danrem 162 Wirabhakti yang duduk di samping Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa. Menariknya lagi, beberapa kontingen dari luar daerah ikut memeriahkan Pawai Budaya tersebut. Yakni kontingen dari Lombok Timur, Dompu dan KSB. Kehadiran kontingen ini diapresiasi Bupati Sumbawa dan unsur Muspida yang langsung bangkit dari duduknya untuk memberikan ucapan selamat datang kepada ketua kontingen.
Sekda Sumbawa, Drs H Rasyidi selaku Ketua Umum Festival Moyo 2015, melaporkan bahwa Festival Moyo dilaksanakan sebagai tindaklanjut Program Visit Lombok Sumbawa yang merupakan Program Pemerintah Provinsi NTB dan bagian dari rangkaian kegiatan “Go Sumbawa, Sumbawa The Essence of Paradise. Salah satu kegiatan dalam Go Sumbawa adalah Festival Moyo yang pada Tahun 2015 sudah yang keempat kalinya. Pada Festival Moyo kali ini, telah diagendakan event-event prestisius yang berskala nasional dan internasional yang tentunya diharapkan akan mampu menarik sebanyak mungkin peserta dan wisatawan. Diakui Haji Rasyidi, nama Pulau Moyo dijadikan konsep “Brand” promosi pariwisata Kabupaten Sumbawa yang memiliki eksotisme tinggi karena keindahan alamnya telah sangat dikenal di dunia internasional. Event ini juga dimaksudkan untuk membentuk citra positif pariwisata Sumbawa saat ini dan di masa-masa mendatang.
Dalam kesempatan itu, Haji Rasyidi berharap Festival Moyo 2015 dijadikan event nasional dan internasional dalam nuansa budaya Sumbawa dengan konsep lokasi menyatu dengan alam. Peserta yang mengikuti event ini di antaranya industry pariwisata, industri kecil, BUMN/BUMD, pemodal dan investor, serta pemerintah kabupaten/kota di NTB dan luar NTB.
Untuk diketahui, selain Baguntung Rame dan Pawai Budaya, ada sejumlah event yang digelar selama Festival Moyo berlangsung, 11—20 September 2015. Adalah Barapan Kebo, Jelajah Wisata Motor, MICE (pameran UMKM), Sepeda Wisata, Pekan Budaya Samawa, Main Jaran, Paralayang, Lari Samawa 10 K, Gebyar Pesta Jagung, Balap Sampan, Pameran Batu Akik, Pagelaran Tanjung Munangis, Fishing Contest, Kontes Burung Berkicau, Pentas Kolaborasi DKS (Dewan Kesenian Sumbawa) dan Eksebisi Syarakal.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah mempromosikan ragam wisata, budaya, adat istiadat, kerajinan dan kuliner khas daerah Kabupaten Sumbawa. Sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sumbawa, serta meningkatkan apresiasi dan kecintaan terhadap wisata daerah sebagai bagian dari potensi pariwisata nasional. Kemudian, membangun kemitraan yang saling menguntungkan antar pelaku usaha pariwisata yang diharapkan akan berdampak multiplier bagi peningkatan pembangunan daerah. Serta mendorong pengembangan usaha kreatif masyarakat dan investasi di sector pariwisata.
Sementara Menteri Pariwisata melalui Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti berharap Festival Moyo ini dapat dijadikan kalender event dan pihaknya akan memberikan dukungan. Menurutnya kegiatan ini sangat bermanfaat terutama dalam mendorong peningkatan ekonomi melalui promosi wisata dan budaya sehingga menjadi daya tarik wisatawan. “Semua harus bersinergi. Ajak semua pihak termasuk media untuk mengangkat destinasi wisata Sumbawa. Tentunya masyarakat juga harus memberikan dukungan penuh dengan terus menjaga dan meletarikan sekaligus memanfaatkan budaya dan wisata ini,” demikian Esti—sapaan akrab pejabat pusat ini. (Jen/SR
SUMBER : www.samawarea.com
0 komentar:
Posting Komentar