Pagelaran Malam Seni dan Budaya Pesta Ponan di Dusun Lengas, Desa
Poto Kecamatan Moyo Hilir, berlangsung meriah. Beragam budaya seni dan
tradisi yang ditampilkan kolaborasi adat dan seni modern diramu menjelma
menjadi khasanah Intan Bulaeng. Meski berbeda dan terlihat berwarna
warni tetapi saling melengkapi dalam harmoni dan indah untuk dinikmati.
Pagelaran tersebut membuat decak kagum Wakil Bupati Sumbawa, Drs H
Mahmud Abdullah yang hadir dalam kesempatan itu dan baru pertamakali
menyaksikannya sejak dilantik 25 hari yang lalu. “Sebagai pribadi maupun
sebagai pimpinan daerah, saya merasa sangat bahagia berada di
tengah-tengah masyarakat Moyo Hilir yang hebat-hebat. Malam ini menjadi
bukti bahwa masyarakat Moyo Hilir ini hebat adalah selalu memelihara
budaya leluhur, adat ponan yang memiliki sejarah panjang dari sejak dulu
kala selalu digelar dan dilestarikan keberadaannya sebagai bagian tak
terpisahkan dari Budaya Sumbawa,” kata Haji Mo’ sapaan singkat Wabup
mengawali sambutannya, Sabtu (12/3) malam kemarin.
Pagelaran Adat Ponan ini ungkap Bupati, adalah pagelaran budaya yang pertamakali hadirinya sebagai representasi dari ikhtiar bersama untuk menjaga sekaligus melestarikan budaya dan adat tau dan Tana Samawa yang bernafaskan adat barenti ko syara’, syara’ barenti ko kitabullah. Sebagaimana diketahui bahwa Ponan adalah bagian dari budaya yang secara umum disebut upacara “Sadeka Orong” yang erat kaitannya dengan konsepsi keyakinan mengenai kesuburan dan keberhasilan produksi pertanian. Di dalamnya tercermin nilai-nilai religi permohonan kepada Allah SWT, nilai sosial bahkan nilai gotong-royong sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan. Untuk itulah pada Malam Seni dan Budaya Ponan Tahun 2016 sebagai kegiatan yang berorientasikan nilai-nilai budaya dalam rangka memeriahkan kegiatan ritual Adat Ponan yang diselenggarakan setiap tahun oleh masyarakat di Dusun Poto, Bekat, Malili Kecamatan Moyo Hilir dan sekitarnya. “Kami atas nama pemerintah daerah menyampaikan apresiasi yang tinggi khususnya kepada pemerintah desa, pemerintah Kecamatan Moyo Hilir dan seluruh panitia yang telah menyukseskan acara pada malam ini sampai esok hari di Bukit Ponan,” ucapnya.
Lebih jauh dikemukakan Bupati, bahwa saat ini pariwisata menjadi salah satu sektor sentral yang mampu memberi dampak multi bagi masyarakat. Pengembangan sektor pariwisata harus diikuti oleh sektor lainnya secara simultan dan dinamis mengikuti pola dan tuntutan sebuah khasanah pariwisata. “Saya dan kita semua yang hadir di sini sepakat bahwa suatu hari nanti Adat Ponan ini akan menjelma seperti Bau Nyale di Lombok Tengah yang telah menjadi destinasi wisata NTB bahkan kalau bisa melebihinya,” cetusnya.
Adat ponan sebagai destinasi wisata Sumbawa yang berbasis pertanian tentunya harus kembangkan secara bersama, bukan hanya Dinas Pariwisata yang bertanggung jawab, namun juga dinas lainnya turut andil. Misalnya Dinas Pertanian terus-menerus membina masyarakat tani di wilayah ini, Dinas PU menyuplai infrastrukturnya, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan membina sentra-sentra ekonomi kreatif masyarakat dan sebagainya. “Jika ini kita lakukan bersama, maka selanjutnya promosi dan expose secara masif tentu harus kita lakukan untuk mewujudkan Adat Ponan ini sebagai destinasi unggulan daerah, NTB bahkan nasional nantinya,” pungkasnya. (JEN/SR)
SUMBER : www.samawarea.com
Pagelaran Adat Ponan ini ungkap Bupati, adalah pagelaran budaya yang pertamakali hadirinya sebagai representasi dari ikhtiar bersama untuk menjaga sekaligus melestarikan budaya dan adat tau dan Tana Samawa yang bernafaskan adat barenti ko syara’, syara’ barenti ko kitabullah. Sebagaimana diketahui bahwa Ponan adalah bagian dari budaya yang secara umum disebut upacara “Sadeka Orong” yang erat kaitannya dengan konsepsi keyakinan mengenai kesuburan dan keberhasilan produksi pertanian. Di dalamnya tercermin nilai-nilai religi permohonan kepada Allah SWT, nilai sosial bahkan nilai gotong-royong sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan. Untuk itulah pada Malam Seni dan Budaya Ponan Tahun 2016 sebagai kegiatan yang berorientasikan nilai-nilai budaya dalam rangka memeriahkan kegiatan ritual Adat Ponan yang diselenggarakan setiap tahun oleh masyarakat di Dusun Poto, Bekat, Malili Kecamatan Moyo Hilir dan sekitarnya. “Kami atas nama pemerintah daerah menyampaikan apresiasi yang tinggi khususnya kepada pemerintah desa, pemerintah Kecamatan Moyo Hilir dan seluruh panitia yang telah menyukseskan acara pada malam ini sampai esok hari di Bukit Ponan,” ucapnya.
Lebih jauh dikemukakan Bupati, bahwa saat ini pariwisata menjadi salah satu sektor sentral yang mampu memberi dampak multi bagi masyarakat. Pengembangan sektor pariwisata harus diikuti oleh sektor lainnya secara simultan dan dinamis mengikuti pola dan tuntutan sebuah khasanah pariwisata. “Saya dan kita semua yang hadir di sini sepakat bahwa suatu hari nanti Adat Ponan ini akan menjelma seperti Bau Nyale di Lombok Tengah yang telah menjadi destinasi wisata NTB bahkan kalau bisa melebihinya,” cetusnya.
Adat ponan sebagai destinasi wisata Sumbawa yang berbasis pertanian tentunya harus kembangkan secara bersama, bukan hanya Dinas Pariwisata yang bertanggung jawab, namun juga dinas lainnya turut andil. Misalnya Dinas Pertanian terus-menerus membina masyarakat tani di wilayah ini, Dinas PU menyuplai infrastrukturnya, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan membina sentra-sentra ekonomi kreatif masyarakat dan sebagainya. “Jika ini kita lakukan bersama, maka selanjutnya promosi dan expose secara masif tentu harus kita lakukan untuk mewujudkan Adat Ponan ini sebagai destinasi unggulan daerah, NTB bahkan nasional nantinya,” pungkasnya. (JEN/SR)
SUMBER : www.samawarea.com
0 komentar:
Posting Komentar